Pengaruh Situasi terhadap Perilaku Konsumen
Kondisi sesaat yang
muncul pada tempat dan waktu tertentu adalah faktor situasional. Yang mana
kemunculannya terpisah dari diri produk maupun konsumen. Mendifinisikan situasi
sebagai semua faktor yang utama terhadap tempat dan situasi yang tidak menurut
pengetahuan seseorang (intra individu ) dan stimulasi (alternatif pilihan) dan
memiliki bukti dan pengaruh sistimatis pada prilaku saat itu.
Pengaruh situasional
adalah kekuatan sesaat yg tidak berasal dari dalam diri seseorang atau berasal
dari produk atau merek yang dipasarkan. Pengaruh situasional adalah kondisi
sesaat yang muncul tiba-tiba yang mana kemunculannya tidak dari dal diri oang
tersebut maupun dari merk suatu barang, yang mana dalam hal tersebut terdapat
stimulus yang sangat kuat untuk mempengarui orang melakukan kegiatan konsumsi.
Pengaruh situasi sangatlah berbengaruh terhadap perilaku konsumen dalam
mengambil keputusan untuk membeli suatu barang atau produk.
Berikut ada lima
karakteristik situasi konsumen yaitu:
1.
Lingkungan fisik
2.
Lingkungan Sosial
3.
Waktu
4.
Tujuan
5.
Suasana Hati
A.
Jenis-Jenis Situasi Konsumen
Suatu jenis situasi konsumen yang sangat penting yaitu situasi konsumen
pemakaian. Situasi sebenarnya dapat dipisahkan ke dalam tiga jenis utama
: situasi komunikasi, situasi pembelian dan situasi pemakaian.
1.
Situasi Komunikasi
Situasi komunikasi dapat didefinisikan sebagai latar
di mana konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau nonpribadi.
Komunikasi pribadi akan mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh
konsumen dengan orang lain, seperti wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi
nonpribadi akan melibatkan spektrum luas stimulus, seperti iklan dan program
serta publikasi yang berorientasi konsumen (misalnya, Laporan Keuangan). Pengaruh
situasi mungkin pula timbul dari program tertentu di masa suatu iklan muncul.
Sesungguhnya, beberapa studi telah melaporkan efek seperti ini. Di dalam
satu penelitian, keadaan suasana hati penonton sementara menyaksikan iklan di
pengaruhi oleh acara di sekelilingnya. Acara yang menyenangkan menyebabkan
suasana hati yang lebih menyenangkan selama pemaparan iklan dibandingkan dengan
acara yang menimbulkan rasa sedih., keadaan suasana hati yang lebih
menguntungkan ini menyebabkan subyek mempunyai pikiran yang lebih positif
sementara mengolah iklan, dan juga ingatan yang lebih baik akan informasi dalam
iklan bersangkutan. Namun, dampak acara TV mungkin bergantung kepada jenis
iklannya. Studi terbatu melaporkan bahwa acara yang menyenangkan menghasilkan
ingatan yang lebih besar daripada acara yang membuat sedih untuk iklan yang
menyenangkan, sementara acara tersebut tidak mempunyai efek yang berarti pada
ingatan untuk iklan yang menyedihkan.
Begitu pula, minat atau keterlibatan konsumen dengan suatu acara mungkin
menentukan sebagian keefektifitan iklan. Ingatan akan merek yang diiklankan dan
teks iklan lebih rendah untuk iklan yang diperhatikan selama suatu acara yang
lebih melibatkan dibandingkan acara yang kurang melibatkan penonton. Selain
itu, sikap terhadap iklan kerap lebih menguntungkan bila pemaparan iklan
terjadi selama acara yang kurang melibatkan penonton.
Para pelaksana sangat sadar akan pengaruh potensial yang mungkin
ditimbulkan oleh suatu program keefektifan iklan mereka. Cola-cola, musalnya
menghindari dari pemutaran iklan selama cara berita TV kerena akan ada beberapa
berita untuk buruk di dalamnya dan Coke adalah produk yang menyenangkan dan
ringan. Perhatian serupa menyebabkan Chrysler menarik iklannya dari mini seri
ABC “Amerika” yang merupakan topik dari konsumen dalam fokus.
2.
Situasi Pembelian
Situasi pembelian mengacu pada latar di mana
konsumen memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat lazim selama
pembelian. Sebagai contoh yang sederhana, pertimbangan perubahan hebat dalam
kepekaan konsumen akan harga di dalam situasi pembelian. Penjualan makanan akan
merasa sangat sulit untuk membebankan harga yang harus dibayar konsumen untuk
soda dan jajanan di bioskop atau stadion baseball/stadion bola.
Pengaruh situasi dapat mewujudkan diri dalam bermacam cara selama
pembelian, beberapa bentuk utama dideskripsikan berikut ini :
a.
Lingkungan Informasi
Lingkungan Informasi mengacu pada
keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk yang tersedia bagi
konsumen. Sifat Lingkungan Informasi akan menjadi determinan penting dari
perilaku pasar kerika konsumen terlibat di dalam semacam bentuk pengambilan
keputusan nonkebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan yang utama
mencakupi :
·
Ketersediaan Informasi
·
Beban Informasi
·
Format Informasi
·
Bentuk Informasi
b.
Lingkungan Eceran
Sifat fisik dari
lingkungan eceran, kerap diacu sebagai store atmospheries, sangat
menarik bagi para pemasar karena dua alasan mendasar. Pertama, berbeda dengan
banyak pengaruh situasi yang berada di luar kendali pemasar, mereka mempunyai
kemampuan untuk menciptakan lingkungan eceran. Kedua, pengaruh ini dibidikkan
kepada konsumen dapat di tempat yang benar di dalam toko.
Dari prespektif
pemasar, atmospherics suatu toko dapat mempunyai sejumlah efek
yang diharapkan pada konsumen. Pertama, atmospherics dapat
membantu membentuk arah maupun dari durasi perhatian konsumen, sehingga
meningkatkan kemungkinan pembelian untuk produk yang mungkin saja terabaikan.
Kedua, lingkungan eceran dapat mengekspresikan berbagai aspek mengenai toko
kepada konsumen, seperti khalayak yang dimaksudkan dan penempatan (misalnya,
toko busana berharap untuk menarik pelanggan skala atas dengan citra mode).
Akhirnya, latar toko dapat pula mendatangkan reaksi emosi tertentu dari
konsumen (misalnya, kesenangan dan kegairahan). Penelitian mengemukakan bahwa
perasaan ini dapat mempengaruhi jumlah waktu dan uang yang dihabiskan sewaktu
berbelanja.
Lingkungan eceran
terdiri dari beberapa macam elemen diantaranya :
·
Musik
·
Tata Ruang dan Lokasi di Dalam
Toko
·
Warna
·
Bahan POP (Point-Of-Purchase)
·
Wiraniaga
·
Kesesakan
·
Pengaruh Waktu
B.
Situasi Pemakaian
Situasi pemakai (Usage Situaition), yang mengacu pada latar di mana
konsumsi terjadi. Dalam banyak kejadian, situasi pembelian dan pemakaian
sebenarnya sama (misalnya, konsumen yang memakan hidangan mereka di restoran
fast-food). Tetapi, konsumen produk kerap di dalam latar yang sangat jauh, baik
secara fisik maupun temporal, dari latar di mana produk diperoleh.
Lingkungan sosial yang mencirikan situasi pemakaian
dapat mempunyai pengaruh penting pada perilaku konsumen. Di dalam lingkungan
dewasa ini yang semakin antirokok, kehadiran orang yang bukan perokok kerap
akan berfungsi sebagai rintangan bagi perokok yang ingin menyalakan rokoknya.
Penjualan bir khususnya peka terhadap apakah konsumsi terjadi di dalam latar
umum versus pribadi. Antara 80 dan 90 persen penjualan bir impor adalah “di
dalam gedung” (misalnya, di dalam bar dan restoran) di mana orang lain dapat
melihat jenis biar yang diminum. Sebagai kontras, 70 persen dari penjualan
merek domestik dihasilkan oleh konsumsi di dalam rumah.
Waktu dimana pemakaian terjadi mungkin pula
mempengaruhi perilaku konsumen. Sebagai contoh, konsumsi makanan sangat
bergantung pada waktu dalam satu hari. Kita jarang memakan spageti untuk
sarapan atau serealia untuk makan malam. Sebagai contoh memperlihatkan
preferensi mahasiswa atau masyarakat intuk berbagai buah bergantung pada waktu
dalam satu hari dan konteks di mana konsumsi terjadi. Contoh : buah pesik
adalah buah yang paling disukai untuk sarapan atau jajanan pada siang hari,
tetapi digantikan dengan arbie untuk pencuci mulut pada waktu makan malam.
C.
Interaksi Orang-Situasi
Sacara implisit mengasumsikan bahwa semua konsumen berespons dengan cara
yang sama terhadap situasi tertentu. Namun, kenyataannya tidak harus demikian.
Walaupun sebagaian konsumen mungkin sangat dipengaruhi oleh variasi situasi,
yang lain mungkin sering terbukti agar tidak peka.
Ide bahwa konsumen tidak homogeny dalam respons mereka trehadap faktor
situasi memiliki implikasi penting untuk pemangsaan pasar. Karena kosumen yang
berbeda mungkin mencari manfaat produk yang berbeda, yang dapat berubah
melintasi situasi pemakaian yang berbeda, diskon berargumen bahwa pemasar
mungkin kerap perlu menggunakan pemangsaan orang-situasi. Ini
adalah manfaat yang seharusnya disampaikan oleh produk dalam membujuk pangsa
pasar orang-situasi yang spesifik.
Selain itu, beberapa pangsa orang-situasi mencari manfaat yang unik
(misalnya, lation musim dingin dengan wangi-wangian untuk pemain ski wanita).
Pabrik suntan yang tertarik untuk menargetkan wanita dewasa berkulit hitam yang
menggunakan produk tersebut sewaktu bermain ski, misalnya, harus menyertakan
bahan yang akan memberikan perlindungan khusus sinar matahari dan cuaca,
formula antibeku, dan wangi-wangian parfum musim dingin yang menarik bagi
wanita.
D.
Pengaruh Situasi Tidak Terduga
Pemasar kadang bertanya kepada konsumen target mengenai maksud pembelian
mereka untuk ,meramalkan permintaan produk pada masa dating. Walaupun maksud
pembelian dapat, dalam kondisi yang tepat, besifat prediktif mengenai perilaku
masa datang, satu ancaman besar terhadap daya prediktif mereka adalah gangguan
yang disebabkan oleh pengaruh situasi yang tak terduga. Sebagai contoh, seorang
konsumen mungkin sepenuhnya mengantisipasikan pembelian merek kripik kentang
tertentu selama kunjungan yang berikutnya ke toko makanan. Namun, maksud
pembelian ini mungkin tidak terpenuhi bila produk tersebut habis atau bila ada
ada merek lain dengan kualitas sama dijual di sana. Sebaliknya, seorang
konsumen mungkin tidak berminat untuk membeli suatu produk sewaktu disurvai
pada waktu tertentu. Namun, pembelian berikutnya mungkin terjadi karena semacam
kejadian yang tidak diantisipasikan (misalnya, orang yang bukan peminum kopi
membeli kopi untuk orangtuanya yang suka minum kopi).
Dari prespektif pemasaran, pokok penting di sini secara sederhana adalah
bahwa orang harus mengenali potensi pengaruh situasi yang tak terduga dapat
merusak keakuratan ramalan yang didasarkan pada maksud pembelian. Walaupun
lerap diharapkan bahwa efek seperti ini akan cenderung diseimbangkan (yaitu,
jumlah pelanggan yang hilang karena pengaruh situasi yang tak terduga akan
diimbangi oleh jumlah yang didapat karena alasan yang sama), kenyataannya
mungkin tidak demikian.
Sumber
: http://waynharefa.blogspot.co.id/2015/01/pengaruh-situasi.html
Komentar
Posting Komentar