Lail dari "Hujan"

Novel Hujan merupakan sebuah novel yang ditulis oleh Tere Liye dengan tema yang unik. Novel ini bercerita mengenai kehidupan dimasa depan, dengan teknologi-teknologi yang mutakhir dan sudah sangat maju dan tentang bencana alam. Ada dua tokoh utama yang diceritakan dalam novel ini, yaitu Lail dan Esok. Diawal cerita terjadi sebuah bencana gunung meletus yang sangt hebat yang mampu menghancurkan sebuah negara, bahkan sebuah benua. Akbibat dari bencana gunung meletus tersebut membuat negara negara yang terkena dampak bencana mengalami paceklik yang berkepanjangan. Mari kita melihat sedikit seperti apa sosok Lail dari novel Hujan ini.
Lail adalah seorang anak perempuan yang masil duduk dikelas 2 SMP pada saat itu. Lail selalu diantarkan oleh ibunya ketika berangkat sekolah. Hari itu adalah hari pertama masuk sekolah pada tahun ajaran baru, hari dimana bencana besar itu terjadi. Lail dan ibunya menaiki kereta bawah tanah seperti biasa dan tiba-tiba sebuah gempa bumi terjadi yang membuat kereta bawah tanah terhenti dan membuat kepanikan bagi semua orang. Lail bersama ibunya dan beberapa penumpang lainnya mencoba menyelamatkan diri dengan menaiki tangga darurat, ketika Lail berhasil sampai diatas bersama seorang anak laki-laki, ketika itu pula tangga darurat yang dilewatinya beberapa saat lalu runtuh akibat gempa susulan, yang menyebabkan ibunya dan penumpang-penumpang kereta bawah tanah lainnya terkubur hidup-hidup. Dari situlah kehidupan Lail drastis berubah.
Lail pergi ke tempat pengungsian bersama dengan anak laki-laki yang selamat dari lubang tangga darurat bernama Esok. Lail menjadi sangat pendLailm dan tidak meu bergaul dengan  warga pengungsLailn yang lainnya. Namun esok terus memberikannya semangat dan motivasi agar Lail bisa menjalani kehidupannya lagi. Bertahun-tahun Lail lewati waktu dipengungsLailn, sampai Lail dipindahkan ke panti sosial yang telah dibangun oleh pemerintah. Lail bertemu dengan Maryam, teman sekamarnya selama di panti sosial. Disana Lail memulai kehidupan yang baru dan membangun kehidupannya kembali. Intensitas Lail bertemu dengan Esok mulai berkurang, karena esok yang sudah diadopsi.Lail hanya bisa bertemu Esok beberapa kali dalam setahun, bahkan ketika Esok mulai berkuliah di Ibu kota Lail hanya bertemu Esok satu kali dalam satu tahun.
Lail mulai merasa gundah ketika Lail tidak bisa sering bertemu Esok. Maryam bilaing katanya itu karena Lail cinta kepada Esok, namun jelas saja Lail mengelak. Lail mengisi hari-hari sepulang sekolahnya dengan menjadi seorang relawan bersama dengan Maryam yang sekarang menjadi sahabatnya. Lail ditugaskan mulai dari sektor bencana yang terendah sampai tertinggi. Lail bersama Maryam bahkan mendapat penghargaan lantaran berhasil menyelamatkan sebuah desa yang terancam terkena banjir bandang dengan berlari berpuluh-puluh kilometer untuk memberikan kabar bahwa akan terjadi bencana hebat.
Lail berhasil masuk universitas kesehatan sambil terus menjadi relawan. Lail sudah tidak pernah bertemu Esok lagi yang berada di ibu kota. Sekarang Lail sedang mencoba berdamai dengan perasaannya terhadap Esok. Sampai akhir Lail tidak mendapat kepastian dari Esok, sehingga Lail berniat dan membulatkan tekad untuk menghapus dan memodifikasi segala ingatan buruk dalam kehidupannya, termasuk tentang hujan dan Esok, dengan menggunakan teknologi yang sudah sangat mutakhir pada saat itu. Karena semua hal buruk yang terjadi padanya terjadi saat hujan.

Komentar

Postingan Populer